Saturday, October 30, 2010

Emosi yang Baru Tumpah Sekarang

Sebenernya udah lamaa banget pengen nulis tentang ini, tapi gue lupa mulu, hehe.. Jadi gini, suatu hari sebelum wisuda, gue dan beberapa temen gue ngobrol-ngobrol sama dosen: pak Aso dan pak Faisal di ruang seminar. Ngobrol biasa aja gitu, mulai dari ngomongin tipe-tipe mahasiswa, keuntungan jadi dosen, sampai cerita yang entah kenapa bikin gue emosi banget dengernya. Nih ceritanya...

Jadi menurut dosen gue, suatu saat rektor pernah ngumpulin semua kaprodi di kampus. Apa pasal? Jadi ada himpunan, sebut saja himpunan X *dosen gue juga ngga cerita himpunan apa* yang sedang ngadain osjur. Dan seperti biasa, osjur nutup jalan dong. Nah rektor mau lewat situ, dan ajaibnya, beliau ngga dikasi lewat. Entah apa alasannya. Dan pas rektor nanya: "kamu tau siapa saya?", dan jeng jeeeng si oknum himpunan X menjawab "tahu, bapak rektor".

Daan ternyata ngga cuma rektor yang diperlakukan semena-mena ma himpunan. Dosen gue, salah satu dosen yang gue hormati, juga pernah dilarang lewat sama satu himpunan yang lagi osjur *entahlah ini himpunan yang berkasus dgn rektor atau bukan*..

Gilaaa gimana gue ga emosi, dosen gue digituin.. HELLOOO, dipikir bisa seenaknya nutup jalan?? emang cuma mereka doang yang bayar uang kampus? sombong amat sih!!! himpunan gue juga kalo osjur nutup jalan, tapi tiap ada mobil lewat, yaudaaah kita kasi jalan. bukannya norak bukannya sombong pake ngga ngijinin lewat segala... lagi ngga mikir ye, hal kaya gini nih yang bikin osjur makin dilarang...

tolong ya, apapun himpunan lo, situ udah mahasiswa gitu. tolong lah punya manner dikit...


PS: gue nulis ini dengan asumsi cerita dosen gue bener yaa, kl ada yang tau cerita versi himpunan kabarin gue aja okeh..

Thursday, October 28, 2010

Masih pada hari wisuda 23.10.10

Harap maklum, gue masih terpengaruh suasana wisuda... Karena itulah gue memutuskan untuk kembali berbagi kebahagiaan melalui foto-foto yang gue pajang dibawah ini...

Ini foto H-1 wisuda, yaitu saat syukuran wisuda yang diadakan oleh program studi gue. Lokasi di Aula Timur kampus.. Bukannya norak bukannya sombong ngadain di Altim, tapi tempat apa lagi yang bisa menampung 133 wisudawan TI beserta orangtua, dosen, dan handaitaulan?:D
genuinely happy
ini Lukman.. halo Lukman, abis ini gue ngga bakal minta bantu pindah kosan lagi ko, hehe..
lukman the moving man
Di acara ini tiap wisudawan mendapat patung Ganesha. Patungnya bagus loo, beda sama yang dijual di tokema. Di patung ini ada nama wisudawan, lengkap dengan gelar ST :)
*aaa patungnya ketinggalan di bandung, nantilah gue foto*

Oke sekarang foto di hari-H wisuda... Ini foto gue bersama (uhuk) the dearest Luthfia
look at our greasy face T.T
Foto saat anak-anak TI lagi avanti di terowongan sunken
photo credit: hadit
Daaaan inilah gambar terbaik gue! difoto dengan sudut, momen, dan pencahayaan yang tepat oleh saudara Edgar!(makasih gaar :x)
my best picture
I look pretty, right? right? come on, would you please make me feel happy this once.. :P

Ah, gue belom ngasi foto sendiri gue ya? Baiklah, tahan napas semuanya, ini foto gue... (ini masih difoto Edgar. again, thanks yaa gar :x)
somewhat rotten smile
Karena gue pulang duluan di acara malam, gue ngga nonton satu video, yang denger-denger dari teman-teman TI06 yang belum diwisuda. Untunglah video ini di-upload di youtube...
Aaah, so touching, isn't it?? Gue kira nih video cuma berisi kesan pesan, tapi ternyata video ini lebih menggambarkan harapan di masa depan, plus rangkuman perjalanan TI2006. Keren dan mengharukan sekali!! Terima kasih untuk Yoga dan teman-teman lainnya!!

Sekian sesi foto-videonya.. Sekarang waktunya gue memberi kesan pesan tentang wisuda:
Penyesalan yang selalu datang terlambat:
gue tak sempat berfoto dengannya.. :(

Pertanyaan yang muncul saat sidang kelulusan:
ada yang kenal wakil wisudawan yang membaca kata sambutan waktu sidang? atau paling ngga, ada yang tahu dia ngapain aja di kampus? atau ketidaktahuan gue karena gue yang kuper sampai ngga tau tuh orang?

Harapan untuk wisuda mendatang:
Semoga TI mendapat giliran awal untuk arak-arakan, capek bo nunggunya..

Yang dirasakan sekarang:
I do miss my college time...
Sekali lagi gue ucapkan
SELAMAT WISUDA, TEMAN-TEMAN!! BRIGHT FUTURE AWAITS US!! :)

Tuesday, October 26, 2010

ada apa di Jakarta semalam??

Saya orang Jakarta. Saya cinta Jakarta. Saya cukup cinta Jakarta untuk ngga buang sampah sembarangan, apalagi ke kali. Saya cukup cinta Jakarta hingga kalau naik mobil, diatur-atur biar satu rumah bisa pake satu mobil sekali jalan. Saya cukup cinta Jakarta untuk masih rela kemana-mana naik angkot.

kemacetan di Gatot Subroto (sumber: kompas.com)
Sekian pendahuluannya, sekarang saya mau cerita. Kemarin malam saya pulang naik travel dari Bandung ke Jakarta, berangkat jam 17.00. Tahu jam berapa saya sampai rumah? Jam 23.00. Perjalanan di tol Cipularang-Cikampek lancar, cukup 2 jam. Sisanya saya habiskan dengan bengong di ruas jalan dalam kota. Dan saya kesal. Kesal banget. Saya lagi sakit, saya ingin cepat-cepat sampai di rumah, tapi yang ada saya menghabiskan 3 jam untuk perjalanan yang mestinya cuma ditempuh 20 menit. Itu baru perjalanan Halim-Pancoran. Dari Pancoran ke rumah, 1 jam abis sia-sia di jalan.

Tahu sebab kemacetan itu? Karena banjir dimana-mana setelah hujan 3 jam mengguyur Jakarta. Iya betul, cukup 3 jam untuk membuat Jakarta lumpuh total...

Saya kesal, tapi mau berbuat apa? Ngga cuma saya yang kesal. Ratusan ribu, atau bahkan jutaan orang lain ikut kesal. Saya masih bersyukur rumah saya dekat dan ngga banjir. Gimana kalo rumah saya di Grogol, atau bahkan Ciledug? Saya ngga bisa bayangin kalau saya terjebak banjir di jalan, sampai rumah lewat tengah malam, hanya untuk menemukan rumah saya kebanjiran...

Dan sekarang saya berpikir, kejadian kemarin salah siapa? Salah gubernur kah? Salah Pemda kah? Salah penduduk kah? Atau salah seluruh (berdasarkan data Juli 2010) 8.525.109 jiwa penduduk Jakarta?

Coba lihat satu-satu. Saya masih sering lihat di jalan, orang-orang seenaknya buang sampah sembarangan. Orang-orang juga masi seenaknya bangun rumah pinggir kali. Nih siklusnya: bangun rumah -> entah kenapa bisa dibiarin petugas -> ngga mau dipindahin ke rusun -> kebanjiran -> kali sepi -> bangun rumah lagi. Dan tentang macet, orang-orang masi terus beli mobil baru. Kayanya ngga puas kalo harus bareng-bareng orang lain di satu mobil orang, dan tentu malas naik kendaraan umum. Iya masi banyak copet, tapi emang kejahatan cuma terjadi di kendaraan umum? Iya empet-empetan, tapi emang mau bus berapa banyak sampai tiap satu  penduduk Jakarta dapat satu tempat duduk? Yang logis aja deh. Iya ugal-ugalan, tapi masi ngga ada beda dengan kelakuan kendaraan pribadi yang juga sering melanggar peraturan. Iya keringetan, tapi untuk alasan ini saya cuma bisa bilang: dasar manja...

Coba lihat lagi kondisi Jakarta. Pengembang makin gila membangun apartemen/perumahan/cluster/mall/apapun lah namanya. Ngga bisa lihat tanah kosong, main bangun. Gampang bener izinnya. Tuh lihat di Casablanca, Kalibata, dll. Ngga ada yang benar-benar peduli untuk membangun taman atau hutan kota. Dulu tiap saya ke bandara, saya masih bisa menikmati pemandangan rawa-rawa sepanjang tol Sedyatmo. Sekarang? Dengan dalih pelebaran jalan, menghindari banjir, rawa-rawa pun dibabat. Tiap pengembang perumahan bisa deh mengklaim perumahan yang mereka bangun bebas banjir. Tapi apa mereka bisa menjamin, perumahan yang mereka bangun ngga akan menyebabkan banjir??

Dan apa yang Pak Fauzi Bowo lakukan?? Saya ngga pernah denger usahanya dalam menuntaskan masalah banjir. Mungkin beliau memang melakukan sesuatu yang tidak dipublikasikan media. Tapi bisa-bisanya beliau bilang yang terjadi semalam itu hanya genangan. Bisa-bisanya beliau hanya menyalahkan faktor cuaca. Seingat saya, Jakarta tiap tahun selalu mengalami hari dimana hujan turun dengan gila-gilaan, tapi rasanya tidak ada yang separah semalam. Terus apa yang Fauzi Bowo lakukan? Slogan beliau waktu kampanye: serahkan ke ahlinya. Dimana ahli itu waktu dibutuhkan?

sang ahli.. yea rite...
Intinya, menurut saya akar masalah di Jakarta adalah orang-orang sakit jiwa. Sakit jiwa karena cuma mau enak tinggal di Jakarta, tanpa peduli kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga. Usir ajalah orang-orang kaya begini... Selama orang-orang masi sakit jiwa, Jakarta ya masi gini-gini aja. Sedih rasanya...

Sunday, October 24, 2010

Pada Hari Wisuda 23.23.2010

gue bersalaman dengan rektor...
*ini difoto sama VOC.. maksud gue, LFM*

gue berfoto dengan keluarga
*fotonya ada di kamera satu lagi*

seusai bersalaman, dikala jurusan lain duduk dengan manis, entah kenapa anak2 TI sangat gelisah: berdiri dan berfoto-foto

jadi gue pun berfoto dengan kelompok oh oh otomasi minus ricky..

gue berfoto dengan teman-teman

gue berfoto pose optimis menatap masa depan gilang gemilang dengan oknum F. FYI, oknum ini sering membuat saya lupa kalo saya udah S1. Ckck, kelakuan, kelakuan..

daaan gue dapet banyak bunga, thanks dear friends :)

usai sidang, jurusan gue menunggu untuk diarak di sabuga, jadi gue dan anak2 LSP pun berfoto

dan wisudawan TI pun mulai diarak keliling kampus

gue berfoto dengan JSP, dan wilson yang entah kenapa nyelip disitu

gue berfoto dengan myumyu

o look!! there's a ghost in this pic!!
*ghost: gay fish guy who doesn't have enough gut to say congrats to me, just stupidly stand far away and get into picture like actual ghost. but actual ghost doesn't have anything that I marked in that pic :))*

akhirnya, kami sampai di gedung TI, dan melepas balon sambil make a wish.
What's my wish? That's one secret I'll never tell, you know you love me, xoxo gossip girl.. Zzzz ngga ding, wish gue standar ko: kerja di perusahaan besar dan jadi manajer proyek bersertifikat PMP, punya keluarga yang baik dan hidup yang menyenangkan.

malamnya, diakhiri dengan party at SIS... sayang gue ngga ikut sampai selesai gara-gara sakit =(

ah, masi banyak foto yang lain, tapi segini aja yang gue pasang.. anyway,
SELAMAT WISUDA, TEMAN-TEMAN!:)

Sunday, October 3, 2010

Fun Fun Fun Days

Jadi setelah sidang, hidup saya sangat menyenangkan. Setelah pengumuman nilai, dalam hitungan detik mood saya jadi seperti lagu ini:

Oh ya, saya benar-benar tidak melihat “awan gelap” atau apapun itu di hidup saya. Things are getting better and better...
Saya dapat satu buket bunga setelah pengumuman nilai..
Abis sidang, saya langsung pulang ke Jakarta.
Beberapa hari kemudian dari Jakarta, saya langsung mudik.
Di Pontianak, saya cuma bersenang-senang: ketemu saudara-saudara, jalan kemana-mana, makan ini itu, dapet THR (kalo belum kerja, masih sah kan dapat THR?), bahkan nemu toko make-up dengan harga 25% lebih murah dari harga pasar (ini ngga penting sih). Saya bahkan belajar nyetir mobil, dan saya bisa ketawa kalo mobil tiba-tiba mati (yang cukup sering saya alami).

Pulang mudik, saya langsung ke Bandung. Oh ya, saya rindu Bandung. Ini pertama kalinya saya rindu Bandung! Inilah keajaiban!!.
Saya senang nonton sidang, berbagi oleh-oleh, dan ketemu teman-teman saya.
Saya senang belanja ditemani Aris Dipa dan Abay, walaupun ujung-ujungnya Aris belanja lebih banyak dari saya.
Saya senang membeli banyak buku (The Cartoon History of Universe edisi terakhir udah terbit!! Big thanks, Mr.Larry Gonick!).
Saya senang makan dan karaoke di PVJ dengan Luthfia dan Septine, walaupun abis itu saya ogah karaoke di tempat-karaoke-punya-penyanyi-dangdut-itu lagi.
Saya senang saat saya diSMS jam 10 malam, tiba-tiba diajak jalan saat itu juga sama teman-teman SMP saya (walaupun sampai jam 2 malam dan besoknya saya flu berat).
Saya senang abis beli sepatu murahan di Gasibu.
Saya senang berkaraoke bersama dengan eks-kelompok Matrek Prosman: Widya, Septine, Tice, dan Luthfia (sayang Yuni ngga bisa ikut).
Dan saya sangat senang ikut kumpul, makan-makan, dan mentraktir teman-teman TI2006 di dCost untuk merayakan kelulusan kami (tapi bukan berarti senang mentraktir sama dengan tiap saat mentraktir :P).

Bukankah hidup saya menyenangkan? Mungkin untuk beberapa orang (mengutip ucapan si boy) “glamour”, hidup saya biasa-biasa aja. Tapi percayalah kawan, begitu kamu selesai sidang sarjana, semua hal di dunia terlihat dua kali lebih menyenangkan. Semua hal berjalan dengan lancar dan benar. Meskipun cuma momen remeh-temeh seperti belanja di Superindo, tapi kalau dijalani dengan senang dan tanpa beban, momen remeh-temeh berubah jadi momen menyenangkan.

Ah, ada juga bagian yang tidak terlalu menyenangkan. Misal, saya mengalami banyak cobaan pada hari keberangkatan saya mudik. Mulai dari terjebak macet di hari dengan hujan deras, terjebak di mobil mogok di tengah banjir (iya, mobil saya bener-bener mogok di tengah banjir), dan pesawat yang delay 3 jam. Beberapa hari lalu saya pilek berat. Sampai beberapa hari lalu pun saya masih punya kewajiban bikin revisi. Betul saudara-saudara, selama sebulan saya tidak tergerak menyelesaikan revisi yang mestinya cuma seiprit itu..

Yah, khawatir tentang masa depan sih pasti ada. Ada revisi, kulit hidung saya masih mengelupas, badan saya masih kurus, saya masih belum punya pacar, belum mulai nyari kerja, Indonesia masih punya segudang masalah. Tapi kenapa mesti pusing? Hidup saya terlalu menyenangkan untuk dibikin pusing…  Nih sekarang revisi udah beres, saya akan diwisuda tanggal 23 Oktober (dan mestinya kulit hidung saya udah mulus nanti), biar kurus juga saya doyan makan, jodoh juga bakal dateng sendiri, saya akan dapat kerja yang baik, dan saya masih jadi warga negara yang benar.

Jadi ngga usah pusing-pusing. Mending saya bilang Alhamdulillah untuk semua kesenangan yang saya dapat.

Sidang Sarjana

Gue udah jadi sarjana kawan! Gue udah punya gelar ST di belakang nama gue! Gue udah ngga ada kerjaan lagi , yeahhh!!! Eh bentar, tapi itu berarti gue udah jadi pengangguran sekarang... Yea whatever, yang penting gue udah lulus!!

BTW ini ceritanya panjang loh. Kalo bosen di tengah jalan ya udah lah yaa, gue maklum...

Hari Jumat 3 September 2010 kemarin (tolong diingat ya, ini tanggal bersejarah! yah paling ngga buat gue...), gue melakukan langkah terakhir dalam kehidupan mahasiswa gue. Gue sidang mempertanggungjawabkan isi TA gue di hadapan dosen pembimbing, yaitu pak AM, dan dosen penguji, yaitu pak SPY dan pak AC (masih inget pak AC di post ini?). Jam berapa gue sidang tebak? Jam 8 pagi doong.. Padahal kebiasaan gue waktu itu baru tidur jam 6 pagi, bangun jam 12 siang (gue jadi puasa setengah hari, how slick is that?).

Nah sebelum cerita ini berlanjut, lebih baik gue cerita tentang kondisi kesehatan gue di beberapa hari menjelang sidang. Akibat salah makan, gue menderita diare. Ulangi, diare. Dan diare ini lebih parah yang pernah gue derita: bener-bener buang air berkali-kali tiap hari dan bener-bener cuma air yang dibuang. Badan lemes, perut ngga enak. Jadinya H-3 sidang gue ke klinik, dapet obat, dan diare itu masih berlanjut sampai hari gue sidang (dan jadinya gue ngga puasa juga pas sidang). Harap diingat tentang diare ini, karena penyakit ini memainkan peran cukup penting waktu gue sidang.

Selain diare, gue mengalami cobaan lain sebelum sidang yaitu, eng ing eng... kabel laptop putus. Ulangi, kabel laptop putus. Padahal tuh kabel baru gue benerin. Gue mau sidang pake apa coba? Jadilah H-1 gue ketemu ade gue di kampus untuk minjem laptop:
gue: ren, pinjem laptop dong buat sidang besok jam 8 pagi
ade: yaudah
gue: besok bawa ke kampus jam 7 ya
ade: males ah, baru kuliah jam 9. ke plesiran aja deh
gue: (BT) ya ampun, sidang mulai jam 8 gitu, masa iya pake ke plesiran dulu pagi-pagi?
ade: emang kenapa kalo sidang??
gue: ... (makin BT dan memutuskan WO)


Oh well, namanya juga bocah 2009, mana ngerti urgensi sidang (huh, liat 3 taun lagi!). Akhirnya gue minjem laptop Luthfia. Bahkan doi rela bawa laptop jam 7 pagi ke kampus dan nonton gue sidang... Terima kasih Luthfia!

Jadi di hari-H, gue sukses bangun jam 5.30 pagi. Gue mandi, diare dengan harapan ngga akan kambuh pas gue sidang, dandan rapi, sarapan bentar, dan cabut ngampus. Jam 7.15 gue udah sampai, ngeprint printilan, mondar-mandir panik, pasang laptop di ruang seminar, dan berdiri tegang nunggu penguji. Jam 8.10, semua penguji udah dateng dan sidang pun dimulai.

Sidang dimulai dengan sesi presentasi selama 20 menit. Nah, di bagian ini gue cukup puas sama diri gue sendiri. Gue bisa presentasi dengan lancar, slide gue juga lumayan hightech (maksudnya sok indah dan dengan berbagai animasi murahan), dan gue ngomong dengan cukup tenang. Sesi presentasi lewat, tibalah di sesi tanya jawab selama kurang lebih 1 jam. Dan disini, gue ngerasa berantakan...

Ngga sepenuhnya berantakan sih, gue awalnya menjawab dengan cukup tenang dan lancar. Tapi makin lama, ya makin berantakan. Tiba-tiba pak SPY nanya sesuatu tentang keuangan dong... Gue ada bayangan sih, tapi gue lagi ngga mau sotoy di momen krusial seperti ini (huek). Setelah nulis-nulis bentar di papan tulis, mikir sana-sini, gue pun menggeleng manis dan tersenyum mengeluarkan jurus terakhir "maaf Pak, saya ngga tau".

Beres tanya jawab dengan pak SPY, tibalah giliran dengan pak AC. Dan ternyata saudara-saudara, beliau sangat baik saat bertanya. Luar biasa baiknya. Sama sekali tidak seperti waktu gue presentasi KP. Tapi tetep dong, ada statement epik dari beliau:
Pak AC: biaya itu sebenarnya apa sih?
Gue: penjumlahan dari seluruh entitas...
Pak AC: tulis, tulis..
Gue: (bengong, masa iya nulis definisi di papan tulis) mmh, jadi biaya itu...
Pak AC: tulis aja, ini sekolah engineer ya!
Gue: (ding!! maksudnya tulis rumusnya toh...)
Jadilah gue nulis rumus di papan tulis sambil mati-matian nahan ketawa. Lah ko ketawa? Karena komentar "ini sekolah engineer ya!" mengingatkan gue sama komentar beliau waktu gue presentasi KP: "saya jadi kaya baca Quran". Thank you Sir, for reminding me to use mathematical equation in such a cool way...

Oke, dosen-dosen penguji telah selesai bertanya. Sekarang giliran dosen pembimbing saya yang nanya:
Pak AM: jadi kalau ada pesanan...
Perut gue: grrrkk grrrkkkk (crap! perut gue tau-tau mules!!)
Pak AM: ...kapasitas berupa apa?
Gue: (mati, gue ngga nangkep tadi) bisa diulang Pak?
Pak AM: jadi pesanan datang...
Perut gue: ... (udah ngga berbunyi, tapi makin mules)
Pak AM: ... PGE setuju untuk memproduksi...
Perut gue: (masi mules)
Pak AM: jadi kapasitas adalah?
Gue: (berusaha nangkap pertanyaan) hmmm, ngngng,unit produksi? (nyebut yang ada di kepala)
Pak AM: bukan itu (kembali menjelaskan)
Gue: (bengong, campuran mikir dan nahan mules)
Setelah gue menjawab beberapa kali dan salah semua, sampai pak AC turun tangan buat membantu, baru 5 menit kemudian gue menyebutkan jawaban yang benar. Thank you dear stomach, colon, and my entire digestive system, for picking the right time to act....

Selain itu, pak AM juga menyebutkan kekurangan-kekurangan saya: grogi dan jawaban kebalik-balik. Huhu, maafkan anak bimbinganmu ini Pak...

Jadi setelah 90 menit lancar-grogi-diare-panik, sidang pun beres. Gue pun keluar, langsung menuju WC untuk menyelesaikan hajat yang tertunda. Satu setengah jam kemudian, gue dipanggil untuk pembacaan nilai. Butuh waktu satu setengah jam karena temen gue sidang dengan dosen penguji yang sama kaya gue, jadi nilai kami (gue dan temen gue, bukan gue dan dosen penguji :P) dibacakan sekaligus.

Berikut ini kata-kata Pak AM saat pembacaan nilai:
berita acara kelulusan nama **Cici** (nama asli gue sensor), NIM ******* (gue sensor juga), dengan judul tugas akhir blablabla (kalo ini beneran pak AM yang bilang blablabla), dinyatakan lulus dengan nilai tugas akhir A, nilai presentasi AB, dan nilai akhir A.

ALHAMDULILLAH!!! Ulangi, ALHAMDULILLAH!!! Gue kira gue bakal dapet B karena presentasi kacau begitu.. Tapi ternyata dosen-dosen penguji gue baik sekali. Terima kasih Pak!!

Beres sidang, gue pun foto-foto sama dosen, temen-temen, dan foto sendiri dong tentunya:

muka lega abis sidang (photo credit: Stella)

Aaah, waktu itu lega banget rasanya udah beres sidang, walaupun sejam kemudian gue udah ngerasa biasa-biasa aja sih, hehe.. Terima kasih banyak untuk pihak-pihak yang telah membantu gue, dari mulai penulisan TA sampai dengan selesai sidang. Heart you all!!



BTW, diare gue apa kabar? Tadinya gue kira gue diare karena stres, tapi ternyata sampai 3 hari setelah sidang pun gue masi diare. Eww...

Saturday, October 2, 2010

my deepest condolence

turut berduka cita untuk para korban meninggal dalam kecelakaan KA Argo Bromo-Senja Utama hari ini, 2 Oktober 2010...

semoga arwah korban yang meninggal diberi tempat yang baik di sisiNya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

semoga kecelakaan seperti ini tidak terjadi lagi.

mari kita tunggu penyebab kecelakaan hasil penyelidikan resmi KNKT. being train driver, or in a cooler way we call it railroad engineer, is not easy. so don't judge them easily, people...