Friday, July 26, 2019

Zagreb dan Plitvice Lakes

Gue berada di Zagreb dari tanggal 9 - 12 Juli 2019. Dari Stari Grad, rute gue ke Zagreb adalah sebagai berikut:
  • Minta tolong apartement hosts anter gue ke ferry port Stari Grad (masih gratis yayy sungguh apartemen yg rekomendid)
  • Naik ferry Stari Grad - Split selama kurang lebih 1.5 jam. Feel-nya kurleb sama lah kaya naik ferry Merak-Bakauheni.
  • Nangkring geje di terminal bus Split (waktu gue terlalu sedikit untuk menjelajah kota ini). Terminal ini berseberangan dari pelabuhan jadi tinggal ngesot pun sampai.
  • Naik bus kurang lebih 5 jam 
  • Geret koper dari terminal Zagreb ke hostel

FYI, tiket ferry gue beli di sini, dan tiket bus gue beli di sini. Senang yes hidup di era modern, semua bisa dibeli online...

Setelah perjalanan hampir 12 jam dari Stari Grad, akhirnya jam 9 malam gue sampai di hostel gue di Zagreb! Dan Zagreb was literally a breath of fresh air, karena suhunya adem. Beda banget sama hari waktu gue landing pertama kali. Selama 4 hari gue di sana, suhu sekitar 22-28 derajat Celsius. Betapa ku bahagia.

Hostel

Gue inep di Dots hostel. Waktu itu gue kehabisan kamar single, tapi di kamar yang dorm pun gue senang. Gue sangat rekomen karena 1) lokasinya dekat dengan old town dan stasiun kereta/bus 2) dekornya bagus 3) kamar tidurnya terang dengan cahaya natural dan luas. Sarapan harus bayar lagi dan standar aja sih, tapi lumayan lah daripada repot-repot cari makan pagi-pagi. Sayang ga ada laundry, tapi di deket situ ada laundry koinan sih jadi ga masyalah.

Selama di Zagreb

Karena ini leg terakhir dari trip gue, gue mau santai.. Bahkan gue udah males nyobain tempat makan. Kayanya gue cuma makan sandwich/salad/burger deh selama di sini. Gue udah capek jalan jauh, males naik uber, dan males mencoba transportasi umum. Wqwqq liburan ko males... Intinya selama di Zagreb gue cuma ngiter-ngiter kota tua dan ke Plitvice Lakes. Ngiter kota tua pun gue ikut free walking tour. Gue rekomen sih tur ini, karena guidenya sangat informatif dan mengayomi kita-kita para turis. Bahkan gue jadi memutuskan ke Plitvice Lakes sama tour company ini.
di suatu taman
panorama old town
Zagreb's main square
atap gereja nan emesh
kapel kecil di old town gate
Kalau di Zagreb sendiri, tempat paling berkesan bagi gue adalah Museum of Broken Relationship. Nama museumnya sedih sih, namun ternyata isinya bisa menyemangati lah "waww banyak ya di luar sana yang nasibnya lebih tragis". Dan tentu dari Zagreb orang ga bisa melewatkan day trip ke Plitvice Lakes. Bagus pake BANGET!!

Museum of Broken Relationship

Dari semua tempat di Zagreb, menurut gue ini tempat yang ngga bisa dilewatkan. Gue juga tau tempat ini setelah direkomen sama temennya temen gue yang orang Zagreb (thanks M!). Museum ini berlokasi di old town Zagreb, harga tiket cuma 30 kn dan ada student discount. Yang dipamerkan adalah donasi orang-orang yang mengalami, yak betul, broken relationship, disertai dengan cerita di balik barang tersebut. Ditambah gue lagi gloomy dan butuh penyemangat, sudah jelas gue ga akan melewatkan museum ini!

Gue senang sih di sini, karena gue berasa masuk ke momen paling intimate di kehidupan seseorang. Gue jadi tau beragam cara dan cerita di balik berakhirnya suatu hubungan, baik hubungan cinta atau keluarga, dan bagaimana orang-orang cope dengan hal tersebut. Oh iya, di museum ini juga ada buku curhat, jadi pengunjung bebas nulis apa aja di buku tersebut. Gue ga akan melewatkan kesempatan curhat dong ya. Kalo ada yang ke sana dan menemukan curhatan gue, akan gue kasih sambel ABC ukuran jumbo! Kenapa sambel, karena gue lagi ngidam sambel setan bu Mus. Lanjut...
hmmmm
ini captionnya ga jelas
yang ini sedih
hal yang patut dilakukan untuk orang ga tau diri
Kebayang kan isinya kaya apa? Barang yang dipajang juga lumayan random, mulai dari lingerie (tidak heran), baju pengantin, sampai potongan rambut. Gue selama di museum ini texting sama temen gue S, dan S bilang relationship itu segitu rapuhnya ya. Kalo udah ngga mau dan ngga kontak-kontak lagi, akhirnya bye bye dari kehidupan pasangan. Tapi kalo gue pikir-pikir, bagi gue emang ga ada middle ground sih: if it ends then you have to leave it behind. Kalo udah ya udah. Maksud gue, beda kan ya berpisah baik-baik dan say hi once in a while dengan masih mengusahakan yang sudah berakhir, kaya ngobrol tiap hari berkedok "menjaga silaturahmi" (alasan bucin khas Indonesia banget sih ini hahaha).

Kalo gue liat cerita di tiap barang yang ditampilkan, hampir semua berasal dari orang-orang yang ditinggal. Padahal kalo gue pikir-pikir, ga semua yang ngambil keputusan buat meninggalkan had it easy. Terkadang ada beberapa hubungan yang lo bisa lihat akan berakhir, bahkan lo tau kapan akan berakhir, dan lo pula yang memutuskan untuk ga melanjutkan, tapi tetep aja itu ga akan menyiapkan lo untuk perasaan kehilangan. Mau hubungan lo bertahun-tahun atau cuma sebulan sekalipun, mau deket-deket aja/jadian/nikah, pasti rasa kehilangan akan ada: dari yang tadinya orang yang paling lo pedulikan di dunia, lo menghabiskan banyak waktu dengan ybs, terus tetiba ybs ga ada lagi di hidup lo. Pada akhirnya gimana kita aja stick to our decision and cope with our own loss...

Anyway seperti yang gue bilang di atas, pajangan di museum ini adalah hasil donasi. Kalau ada yang mau buang peninggalan mantan/hubungan apapun, bisa loh dikirim ke sana. Mayan kan disaksikan dan didoakan bahagia oleh sejuta umat...

Plitvice Lakes

Hari terakhir gue di Zagreb, gue ikut day tour ke Plitvice Lakes bersama dengan tur yang gue ceritakan di atas. Sebenernya ada bus umum dari Zagreb ke Plitvice, murah pula. Cuma mempertimbangkan bahwa gue:

  1. Males bangun pagi (konon ke Plitvice Lakes kudu pagi-pagi agar bisa langsung dapat tiket)
  2. Males antri tiket (ada kuota jumlah pengunjung per jam, bisa jadi capek-capek ngantri eh masih harus nunggu lagi)
  3. Telat beli online (yes bisa beli online di sini)
  4. Males menerka-nerka rute di sana 
  5. Lagi manja
Wes gue ikutan tur aja. Dan gue ga menyesal sama sekali. Mobilnya nyaman, on time, dan banyak waktu buat menjelajah Plitvice. Gue di sana selama kurang lebih 4.5 jam. Tour guide gue juga sangat oke: sepanjang jalan ybs cerita mengenai perang Yugoslavia di era 90an dan dampaknya terhadap kehidupan saat ini (spoiler: masih berdampak), selama di Plitvice dia juga cerita mengenai keunikan jaringan danau ini. Di balik pembawaannya yang selow, tapi ybs sangat gercep. Kita sempet terjebak di antrian manusia di spot paling bagus (siang bolong jam 3 tapi manusia ramainyaaa....) , sampai akhirnya ybs ngajak ke tempat lain dan balik lagi ke spot itu pas udah sore dan sepi. Ybs juga oke dalam hal memfoto, suatu hal yang diperlukan oleh solo traveler macam eike hahahaha. Intinya, tur ini rekomendid.

Dan apa sih istimewanya Plitvice Lakes? Bagus banget banget BANGET. Nih lihat aja foto-fotonya:
di depan air terjun
indah sekali
airnya sebening itu

Plitvice Lakes ini sebenernya taman nasional, yang paling terkenal adalah jaringan danau bertingkat dan saling tersambung. Keunikan dari danau-danau ini adalah adanya tufa, yang menjadi barrier dan akhirnya membentuk danau-danau tersebut. Total ada belasan danau. Walau yang gue kitari cuma 5 danau, tapi bagi gue udah cukup. Kalau mau mengunjungi semua danau, sediakan waktu beberapa hari yah untuk berkunjung. 

Foto-foto lagi, tapi jujur foto aja ga cukup menggambarkan cakepnya tempat ini:
di tengah danau
si mas guide sedang mengamati air kehidupan
ingin rasanya nyemplung
tampak atas
gue: "fotoin tampak belakang ya", guide: "jalan aja nanti gue fotoin". memang si guide paham apa yg gue mau.

air terjun
tampak dekat air terjun yang lain 
Iya sih harga tiketnya mahal (250 kn, kira-kira 30an euro), tapi sebanding dengan cakepnya kan? Walau terik karena lagi summer dan high season pula jadi rame manusia, suasananya sangat damai... Ditambah dengan bunyi air terjun dan hewan-hewan entahlah, bikin hati jadi tenang.

Anyway, kalau mau berkunjung ke sini, datanglah di awal hari atau akhir hari. Jangan di tengah hari, apalagi di high season, karena yang antrian manusia adalah seperti ini:
antrian menuju air terjun. bhayyy.
Yang paling berkesan bagi gue selain keindahan Plitvice Lakes adalah kebersihannya. Airnya sejernih itu sampai ikannya kaya terbang di mata gue. Pantes sih soalnya kebersihan di sana dijaga banget. Pengunjung ngga boleh: buang sampah sembarangan, berenang, mancing, ngasi makan hewan apapun... Dan hebatnya pengunjung juga nurut, sepanjang jalan gue cuma lihat 2 atau 3 sampah plastik dibuang sembarangan, itu pun di jalan bukan di danau. Kapan ya Indonesia bisa tertib kaya gini....

Intinya kalau ada kesempatan, bahkan kalau lo cuma bisa mengunjungi satu tempat di seluruh Kroasia, main lah ke Plitvice Lakes! Bahkan gue pengen ke sana lagi di season yang berbeda dan kalau ngga gloomy lagi! Insya Allah amiiin bisa jalan-jalan lagi.

No comments: