Saturday, August 23, 2014

mari ke Kepri!

Ssup?! Lama banget nih ngga update blog, so sorry my blog bukan maksud mau melupakanmu tapi emang sibuk banget :( kalaupun ngga sibuk, ya lupa :( yang penting lupanya ngga diniatkan toh :P anyway setelah berbulan-bulan, gue jadi gelagapan gini buat nulis. Please bear with me ya kalau post ini jadi ngga terstruktur dan bahasanya jadi awkward..

Post kali ini tentang.. jreng jreeng... BATAM DAN SEKITARNYA! Bulan lalu gue dinas ke Batam dan hamdallah bisa menyempatkan diri main kemana-mana: Batam, Bintan, plus ke Singapura. Jadi gue akan bercerita mengenai tempat dan hal-hal yang gue anggap menarik selama di sana

Jalan kemana??
Kira-kira gue ke sini nih:
cici was here and there di sana yang ditandain bintang merah
Gue dan temen kantor (let's call him Masded) sampai di Batam pagi, jadi belum bisa check in hotel. Daripada gue mati gaya, mending gue ngikut Masded datangin rumah saudaranya yang ada di jreng jreeeng Tanjung Pinang. Jadi lah kita menuju pelabuhan untuk menyeberang ke sana (Geography 101: Tanjung Pinang ada di pulau Bintan, beda pulau dengan Batam). Di Tanjung Pinang gue ngga kemana-mana banget sih, cuma numpang sholat di masjid (tak terfoto), makan siang di tempat asik dengan menu asik (ada di subpost berikut), ngikut ke rumah saudaranya Masded (had a kinda awkward moment "kenalin ini Cici.. bukan ini bukan istri saya, ini temen kantor saya".___.), dan mencoba main ke pantai (jauh banget jadi akhirnya batal dan puter balik guna mengejar jadwal kapal terakhir di hari itu). Hal paling memorable selain makanan adalah sunset waktu penyeberangan pulang dari Tanjung Pinang ke Batam..
even my camera can't capture its beauty
Beberapa hari kemudian, gue dan Septine (yang datang khusus ke Batam buat nemenin gue berwisata) jalan-jalan ke Bintan. Kali ini kami ke pulau Penyengat, yang letaknya persis di seberang Tanjung Pinang, cuma 15 menit naik perahu kecil dan cuma bayar 8 ribu saja (jujur gue takjub akan murahnya harga ini ;_;). Pulau ini kecil banget, dan isinya penuh dengan bangunan dan makam bersejarah. Yang terkenal ya Masjid Raya Sultan Riau yang konon dibangun dari putih telur. Sayang sih ngga banyak yang bisa dilihat di masjid ini, bahkan seinget gue cuma ada sedikit penjelasan mengenai sejarah masjid itu sendiri.
sudut masjid
Pengunjung pulau bisa keliling pulau naik becak motor melihat-lihat places of interest, dan hamdallah ongkos becaknya murah banget cuma 25 ribu saja berdua ;_; Gue suka pulau ini karena cukup rapi dan suasananya menyenangkan. Kalau ditambah penjelasan mengenai obyek sejarah, lebih rapi, dan dibuat kampung khusus yang seakan-akan kembali ke masa lalu dengan atraksi budaya reguler ala Taman Mini, pasti bakal tambah menarik.
cw from top left: rumah adat melayu - makam kuno - pojok pulau - putri melayu pelaminan di rumah adat
Sepulang dari pulau ini, kami makan siang di Tanjung Pinang. Again, mengenai makanan ada di subpost berikutnya ya. Abis makan, kami let's go to the beach each let's go get away (sorry I can't help it). Jadi berdasarkan hasil gugling, pulau Bintan punya banyak pantai kece dimana yang paling hitz ada di kawasan Lagoi. Perjalanan dari Tanjung Pinang ke Lagoi cukup lama, ada kali 1 jam lebih. Berikut percakapan memorable dengan supir sewaan selama perjalanan:
Supir: nah di Bukit Batu sana ada peninggalan Laksmana Raja di Laut
Gue: hah yang di lagu?
Supir: iya yang di lagu itu
Gue: :O Bukit Batu sama Laksmana Raja di Laut beneran ada??
Supir: ya memang ada!
Hmmm selama ini gue kira Laksmana Raja di Laut hanya hikayat belaka, atau hanya sekedar baris pertama pantun di lagu itu. Ternyata gue salah!! Seketika gue pengen ke Bukit Batu, foto pake kostum penari zapin berpose ala penari latar Iyeth Bustami. Sayang kami ngga sempat ke sana dan ngga ada kostum zapin juga sih

bonus video untuk lebih memaknai suasana:


Anyway akhirnya kami sampai juga di Lagoi. Beuh ini ya ibaratnya udah negara dalam negara. Kontras aja gitu setelah melewati perkampungan dan tanah kosong, tiba-tiba sampai di pintu pagar kawasan resort dan diperiksa satpam plus BAYAR untuk masuk. Belum lagi diultimatum oleh satpam krn kita sampai udah sore "jam 5 udah tutup ya". Hm...

Kawasan resort ini LUAS banget. Ada kali 10 menit ngebut dari gerbang pemeriksaan ke pantai. Sebenernya pantai ada banyak, tapi karena diburu waktu akhirnya gue dan Septine cuma ke satu pantai: Nirwana Beach Club. Denger-denger wilayah Lagoi emang jadi tempat wisatanya orang Singapura. Ternyata emang bener, selain gue dan Septine (dan para karyawan resort) hanya ada orang-orang asing...

Pantainya sih bagus, pasir putih dan air bening, suasananya menyenangkan, dan menghadap barat jadi pasti bisa nonton sunset. Kebetulan juga lagi sepi. Kalau ngga ingat ngga ada baju ganti, gue pasti bakal nyebur. Karena ada beach club jadi bisa sewa peralatan watersport. Tapi sekali lagi, karena diburu waktu dan menghemat duit, gue dan Septine hanya strolling, foto-foto aja, dan in my case, basahin kaki.
cw from top left: garis pantai - row your boat - siluet - selfie dulu kaka - sun and its glory 
Jadiii secara keseluruhan jalan-jalan gue di pulau Bintan bisa dibagi menjadi 3 bagian: keliling kota dan makan-makan, pantai di kawasan Lagoi, dan pulau Penyengat. Fun fact: gue perhatiin orang disini nyebut Bintan as in kabupaten Bintan, bukan pulau Bintan. Kalau dari Batam mau ke pulau Bintan, orang-orang biasa bilang "mau nyeberang ke Pinang". Just share it with you guys biar ga bingung kaya gue waktu ditanya sesampainya di pelabuhan di Tanjung Pinang "kalau mau lihat pantai adanya di Bintan" "heh bukannya sekarang udah di Bintan?" "maksudnya di kabupaten Bintan" "ooo".

Di Batam sendiri gue ngga banyak jalan-jalan sih, paling makan-makan (ada di subpost berikut) dan belanja (ini juga di subpost berikut). Gue hanya ke jembatan Barelang dan eks camp pengungsian korban perang Vietnam di pulau Galang, masih bersama Septine dan ditambah dengan Kezia selaku temen kantor penguasa Batam merangkap guideLesson learned:

  1. Ternyata jembatan Barelang ngga cuma satu, tapi beberapa jembatan yang menghubungkan beberapa pulau. Walaupun yang jadi ikon utamanya memang satu jembatan sih..
  2. Pak Habibie is seriously so ahead of our time untuk berinisiatif bikin jembatan ini. Great mind indeed!
  3. Pemandangan di jembatan ketiga (eh atau keempat?) justru yang paling bagus
  4. Siapa lagi coba yang punya ide buat jualan kepiting utuh raksasa untuk ngemil di jembatan? Hidup ibu-ibu pedagang cemilan di Barelang!!

cw from top left: megah - CSK - nice view - right in a middle - where're you going?

Tentang eks camp pengungsi perang Vietnam, walaupun jauh sejam lebih dari Batam, tapi gue sangat rekomen untuk datang ke sini. Iya sih agak ngga terawat seperti tempat wisata di Indo pada umumnya, tapi berada di sini membuat gue merasa.. apa yah.. gue jadi berdoa semoga ngga ada lagi perang. Perang yang memaksa manusia pergi dari tempat asalnya, perang yang memaksa manusia untuk hidup dari nol di tanah yang ngga mereka kenal, perang yang membuat manusia kehilangan hak sebagai manusia. I mean hidup di camp pengungsian itu sulit, apalagi di tanah yang mereka ngga kenal, tapi mereka memilih membakar perahu menolak kembali ke Vietnam, karena hidup di peperangan pasti jauh lebih sulit...
cw from top left: pagoda - perahu asli pengungsi - gereja tua - bekas bangunan 1 - bekas bangunan 2
Sayaaang banget kondisi bangunan-bangunan di kawasan ini kurang terawat, bahkan ada beberapa yang tinggal reruntuhan. Kalau aja bisa dijaga sesuai kondiri otentik, bahkan kalau bisa ada teater/diorama untuk menunjukkan kehidupan di jaman itu, pasti akan lebih menarik. Heck sekalian deh bikin hotel dengan suasana camp pengungsian, komplit dengan peralatan jaman dulu dan makanan jaman perang. You know, dibuat senapak tilas mungkin. Yah sekarang mah bangunan terawat juga udah syukur.

Bonus: kunjungan ke reservoir air tawar di Batam. Bisa banget buat piknik di pinggirnya, duduk bego menikmati angin..
damai di tengah hiruk pikuk kota
kanmakanmakan
Lo and behold, banyak makanan enak di Batam dan Bintan! Bahagia lah pokoknya makan di dua kota ini. Nah berikut beberapa tempat rekomendasi di Batam:
mi Tarempa
Mi ini mirip-mirip sama mi aceh dalam hal pedes. Harganya mayan murah, porsinya banyak, rasanya enak. Gahh gue jadi ngidam kan... Oh ya di restoran ini bisa juga beli oleh-oleh Batam yaitu Luti Gendang, semacam roti isi ikan. Itu yang di foto yang bulet coklat di piring di atas mi. Enak deh!
sop ikan Yongkee Qomaladee
Ini sop ikan enak pisan, plis lah gue masi kebayang rasa kuahnya ;_; Ade gue pernah makan tomyam di sini, katanya "terbaik bangsa!". Lain kali kalau gue ke sana lagi, gue harus makan tomyam terbaik bangsa itu!

gue ngga punya fotonya huhu ;_;
Tempat makan oke lain di Batam yaitu di food court di Harbour Bay. Ini makannya di pinggir laut (atau sungai sih itu? Eh kalau harbour mah mestinya laut yaa) dan menunya kebanyakan seafood. Enak lah makan-makan di sini sambil menikmati angin malam. Masalah harga ya sedang lah, ngga mahal-mahal amat.

Hmm sedikit ya, di Batam gue kebanyakan makan di hotel sih huft.. Kalau di Bintan sih juaranya ya seafood:
partayyy!
Gue dua kali makan siang di Batam dua-duanya seafood overload. Seperti biasa, memori gue yang pendek bikin gue lupa dimana aja restoran-restoran itu. Yang di foto atas adalah menu makan siang hari pertama, terdiri dari otak-otak, cah kangkung selaku temen setia seafood, ikan asam pedas (mirip nih sama ikan asam manis yang di Pontianak), dan gong gong. Omg special shout out to gonggong (nulisnya pake spasi atau ngga sih?), ini semacam kerang yang rasanya manis, kenyal, dan ngangenin (iye gue ngidam). ENAK!! Di makan siang kedua, menu makanan gue bertambah dengan kepiting. Gila kurang begah apa coba.. Harga juga sebanding sama rasa dan porsi. Mana rata-rata tempat makan di Bintan di pinggir laut, abis makan syahdu banget kan duduk diam kenyang bego memandangi laut..

Belanja belanji
Kalau demen belanja pasti demen di Batam, karena banyak banget toko jual tas, parfum, kacamata, dll pernak pernik branded. Kemarin sih gue ke toko-toko di Nagoya, banyak ko tokonya berderet-deret. Harganya gue rasa lebih murah dibandingkan dengan produk yang sama di Jakarta. Menyenangkan lah belanja-belanji di sana. Kalau niat, silakan deh tuh masukin satu-satu semua toko itu untuk bandingin harga. Kalau lebih niat lagi, silakan deh tawar-menawar. OOT: ternyata pusat belanja di Nagoya itu menunjukkan ya bahwa prejudice hanya wanita yang seneng belanja itu salah. Sori ternyata pria juga bisa sama niatnya untuk belanja, terlihat dari rombongan bapak-bapak belanja keluar masuk toko. Shopping knows no gender lah yaa.

Kalau belanja oleh-oleh, banyak sih toko-toko di Batam yang jual oleh-oleh khas sana. Mulai dari cake pisang, cake buah naga, bingka bakar dll gugling aja. Gue sih kemarin cuma mampir lihat-lihat di beberpa toko tapi ngga beli, jadi ngga tahu rasanya. Toko-toko ini juga jual snacks dari Malaysia Singapura sana, tapi kalau snacks impor mah mending beli di supermarket Top 100. Harganya bisa jauh lebih murah.

Garden by The Bay
Gue menyempatkan satu hari untuk menyeberang ke Singapura khusus berkunjung ke new heitz place in town: Garden by the Bay. Sendiri saja jalan-jalan bego bertualang menenangkan jiwa. Gampang ko, tinggal nuker duit, beli tiket kapal, punya peta MRT, and you're set. Berhubung gue baru pertama kali ke Singapura naik kapal, maka gue menemukan beberapa hal norak menarik: ooh naik kapal perlu check in segala ya, begitu sampai Singapura mending gue langsung check in lagi untuk pulang, ternyata di Singapura ga bisa masuk ke ruang tunggu kalau belum mendekati jam berangkat...

Sekian mengenai perkapalan ke Singapura, sekarang mari bahas tempat tujuan gue. Garden by the Bay is NICE. Padahal cuma taman aja gitu tapi entah kenapa bisa enak dan nyaman banget buat duduk atau jalan bego tak tentu arah. Gue sangat rekomen untuk masuk ke dome, baik yang Flower maupun Cloud Forest. Walaupun bayar, tapi pengalamannya sebanding lah: adem, menyenangkan, dapat ilmu baru (ini gue serius di sana penuh dengan display dan penjelasan), dan penuh spot foto-foto. Yah walaupun gue hanya bisa selfie sih itu pun tanpa tongsis.. Anyway sayang gue ke sana pas hari hujan, jadi gue ngga bisa naik ke Skyway. Apa itu Skyway sila gugling sendiri :P
overview Garden by the Bay
inside Cloud Forest
inside Flower Dome
malam tiba di Singapura
Gue masih takjub sama kesigapan Singapura dalam hal bikin tempat yang unik seperti ini. Maksud gue, ini kan basically taman ya, tapi mereka bisa bikin menjadi taman yang grand, komplit, menyenangkan, mudah dicapai, eco friendly, GRATIS, dan yang paling penting punya brand dan bisa jadi icon. Kapan ya Indo bisa mengikuti?

MTQ Nasional
Jadi mentemen, kalau mau pergi ke satu kota, hindarilah waktu dimana ada event besar akan diadakan di kota itu. Pas banget waktu dinas gue ke Batam berbarengan dengan MTQ Nasional ke-25. Jadi tiket pesawat susah didapat yang berakibat gue dapet flight paling pagi. Gue satu pesawat pula dengan rombongan panitia, yang berakibat lama nunggu bagasi karena yasalam bagasi panitia-panitia ini banyak dan besarnya ngga nanggung. Untunglah gue udah dipesankan hotel dari jauh-jauh hari, karena konon hotel di Batam di tanggal MTQ itu sudah habis ludes dipesan.

Karena kebetulan hotel gue ada di tengah kota, maka balkon kamar gue jadi spot strategis buat nonton pawai kontingen MTQ. Panitia-panitia dan masyarakat luar biasa niat loh. Siang itu kan mendung ya, tapi mereka udah ramai berdiri sepanjang jalan bersiap menyambut pawai. Hujan, reda, hujan, reda lagi, tapi mereka tetap di tempat. Salut!
keramaian keriaan kemeriahan
Pelajaran lagi nih: hindari lokasi pembukaan event nasional kalau ngga mau terjebak kepelikan hidup bernama kemacetan. Gue balik dari Singapura via pelabuhan Batam Center malam-malam, padahal di kawasan Batam Center lagi ada acara pembukaan MTQ. Macet banget banget banget karena pengalihan jalan. Yaudalah gue stranded di mall Batam Center, makan malam dan bengong bego berharap macet berkurang. Ternyata makin malam makin macet. Nunggu taksi pun ngga dapet-dapet. Ditawarin dianter sama satpam kantor pun ngga enak banget rasanya. Gue pun #YOLO jalan kaki ke Otorita sana. Gile keringetan percuma makan malam...
suasana pembukaan MTQ
Tapi seru juga sih jalan jauh begini karena jalanan ramai dan meriah: penuh dengan rombongan MTQ baru bubar, rombongan penonton pembukaan, rombongan anak nongkrong, dan rombongan mobil terjebak macet. Hamdallah akhirnya setelah jalan jauh dan bersaing dengan rombongan bapak-bapak gue pun dapet taksi, tapi saran OOT nih taksi tertentu di Batam ngga pake argo, jadi naik taksi yang terlihat proper aja ya.

Pelabuhan berasa halte busway
Namanya juga propinsi Kepulauan Riau ya jadi pastilah kotanya menyebar di banyak pulau. Gue merasakan banget di sana kalau Indonesia itu adalah negara kepulauan, dalam hal transportasi utama yang digunakan adalah kapal. Pelabuhan yang gue datangi di Batam sih ngga gede, tapi sangat sangat sibuk mulai dari penyeberangan dalam negeri hingga ke Singapura atau Malaysia sana. Bener loh pelabuhan di sini udah kaya halte busway: rame, sibuk, dan penuh kapal mondar-mandir. Bedanya, operator kapal banyak di sini. Satu tujuan bisa ada banyak operator kapal yang melayani. Dan halte busway ngga bisa mengalahkan penjual tiket operator ferry penyeberangan domestik disini (penyeberangan domestik as in ke Bintan, Karimun, dalam negeri bukan ke Singapura atau Malaysia). Lu bayangin datang ke pelabuhan dan disambut oleh mbak-mbak/mas-mas penjaga counter tiket "KAK TIKETNYA KAK 5 MENIT LAGI BERANGKAT!! KAK TIKETNYA KAAAK!!" lalu loket sebelah menimpali "BOHONG TUH MASIH LAMA BERANGKATNYA!! BELI TIKET DI SINI KAK!!!!". Dan mereka teriak ngomong di saat bersamaan. Mereka teriak-teriak dari dalam counter masing-masing, kadang sampai nongolin badan dari counter. Wakakaka chaos tapi seru!
halte busway pelabuhan
Nah sekarang info tentang kapal. Harga tiket Batam-Tanjung Pinang sekali jalan kalau ngga salah sih sekitar 60-70an ribu. Kalau Batam-Singapura PP sih sekitar 200an ribu. Maaf ngga informatif, tapi kapal-kapal yang gue naikin nyaman ko: masih terlihat baru, full AC, peralatan safety juga lengkap. Kalau ke Tanjung Pinang, gue rekomen naik kapal yang ada dek terbuka di belakang jadi bisa nongkrong menikmati pemandangan. Bagus loh, apalagi bagi gue anak pecinta laut yang jarang ke laut.
bahagia walau ujung-ujungnya masuk angin
jejak kapal

Yang asik sih jadwal keberangkatan kapal teratur dan jeda antar jadwal juga ngga lama. Cuma untuk penyeberangan domestik, seinget gue ngga ada jadwal malam hari. Jadi kalau pulang hari, pastiin dulu aja jadwal kapal terakhir. Karena waktu gue balik dari Bintan ke Batam via pelabuhan Tanjung Uban, gue taunya penyeberangan terakhir jam 7. Ternyata pas sampai sana jam 6, kapal terakhir udah mau berangkat. Terpaksa gue dan Septine lari-lari ke kapal dengan disemangati abang-abang nongkrong "ayoo LARI kejar kapalnya!". Hmph thanks loh bang untuk semangatnya..

Special paragraph dedicated to penyeberangan dari Tanjung Uban ke Batam: kapalnya kecil, ngebut, padahal lewat laut lepas. Kalau kapal ini manusia, ibaratnya dia manusia yang #YOLO. Itu kapal kecil banget sampai pantat kapal masuk ke laut, gue curiga kalau duduk di sana kaki gue ada di bawah air. Ngebutnya juga luar biasa sampai nih kapal gradak gruduk sepanjang perjalanan. Septine cuma bisa ketawa saking stres. Gue juga ketawa karena gue demen yang bumpy seru gini dan agak stres sedikit sih. Persis kaya wahana Dufan. Bit scary but cool!
beginilah getaran di wahana Dufan kapal
Kesan dan Pesan
Kota Tanjung Pinang adalah kota kecil yang menurut gue menarik, dan terlihat lagi berkembang dengan pembangunan ini itu dimana-mana. Yah namanya juga ibukota propinsi baru, dan dalam ha ibukota gue rasa Tanjung Pinang mirip-mirip dengan Jakarta. Coba bayangin Jakarta dimana tiap hari semua orang dari pinggiran kota datang ke Jakarta naik busway. Sekarang bayangin Tanjung Pinang dimana tiap orang dari pulau lain datang ke Tanjung Pinang naik KAPAL untuk bekerja di kantor-kantor pemerintahan. Seru kan.. Gue berencana datang lagi ke Lagoi untuk stay di resort, menikmati hidup di pinggir laut berhari-hari: main di hutan mangrove, makan seafood, main kayak, main air, gahh gue harus ke sana lagi!!

Kalau Batam, bagi gue adalah kota yang asik. Serius, Batam meninggalkan kesan yang baik bagi gue "oke gue suka kota ini, gue akan balik lagi ke sini dengan senang hati, disuruh tinggal berbulan-bulan pun gue mau". Kotanya besar, suasana menyenangkan, fasilitas lengkap, daaan dekat Singapura ini penting. Suka!

Bonus: satu lagu yang secara random gue dengar di radio mobil selama jalan-jalan di Batam dan menurut gue sangat COCOK dengan suasana jalan-jalan, laut, #chilling, dan #blessed:


Demikian catatan saya hari ini sebagai informasi (halah keseringan bikin catatan bahasa gue jadi gini). Semoga suatu saat gue bisa balik lagi jalan-jalan ke Kepri! Sampai bertemu di blog post tentang jalan-jalan berikutnya kalau gue ngga lupa buat nulis fufufu

No comments: