Tuesday, May 27, 2008

KASUS UNAS

Yah, ada kasus lagi deh... Penyerbuan polisi ke kampus UNAS, yang pake acara mecahin kaca dan pukul-pukulan. 100 lebih mahasiswa ditangkap, tapi sekarang tinggal 30an yang ditahan. Katanya sih awalnya dari demonstrasi yg berujung bentrok, sampai polisi masuk kampus buat nyari si pembuat keributan. Gw tertarik sama kasus ini karena ulangan dari sekian banyak kejadian bentrok mahasiswa-polisi, dan Unas sendiri terletak deket rumah gw di Jakarta =) Gw pribadi ngga tau mana yang bener, versi mahasiswa atau versi polisi. Yang gw sayangkan adalah, dua pihak ini sama-sama ngga ’elegan’.

Tolong deh, sebagai mahasiswa ngga ada gunanya berkoar-koar tanpa tindakan konkrit. Apalagi sampai bawa bom molotov dan ganja. Ampun deh, BOM MOLOTOV dan GANJA dibawa-bawa! Mana sisi mahasiswanya? Katanya intelek, berjuang pake otak?? Bikin malu aja sih. Itu sih bukan menyuarakan kepentingan rakyat, tapi petenteng-petenteng sok aksi biar keren. Mahasiswa yang beneran menyuarakan rakyat mestinya seleksi dulu orang yang mau ikut demo, berpotensi bikin kacau atau ngga. Ngga main ngajak temen-temennya aja cuma demi solidaritas.

Polisi juga apa ngga bisa laksanain tugas tanpa kekerasan? Yah gw ngerti sih situasi emang udah di luar kontrol. Tapi ya ngga mesti main pukul orang yang ditangkap kan? Dan ngga mesti mecahin kaca juga kan? Gw ngga tau ada aturan polisi boleh masuk kampus atau ngga. Tapi ya menurut gw, ngga usah pake kekerasan lah. Polisi kan udah dilatih buat menghadapi situasi apapun, dan (mestinya) bisa berpikir cepat mengatasi situasi yang ’aneh’ sekalipun.

Dari berita yang gw tonton, sekarang ada mahasiswa-mahasiswa universitas lain datang belain 30an orang yang ditangkap. Komnas HAM juga ikutan investigasi adanya pelanggaran HAM di keributan iu. Hmm, klo jelas yang ditangkap ini emang bikin ribut, ngapain juga dibela? Mending tuntut aja tuh polisi yang main pukul. Dan polisi juga mestinya bayar ganti rugi buat kerusakan yang mereka buat di Unas.

Tapi di tengah lingkaran polisi, mahasiswa, universitas, dan Komnas HAM, pihak paling rugi (dan paling sedih) ya tentu orang tua. Selalu orang tua yang jadi korban. Mereka kan tahunya (dan pengennya) anak-anak belajar dengan baik di kampus, setelah susah-susah dibayarin. Mana ada ortu yang mau anaknya dipukulin polisi ? Dan mana ada ortu yang mau anaknya ditahan, apalagi karena bawa ganja? Beneran deh, para polisi, tolong pikirin ortu si mahasiswa sebelum main pukul. Anda ngga mau kan anak Anda sendiri diperlakukan seperti itu ? Dan wahai sesama mahasiswa, tolong lah pikirin orang tua kalian dulu sebelum beraksi. Jangan sampai kalian termasuk golongan yang sewaktu mahasiswa demo sambil ngelempar bom, tapi begitu udah kerja korup juga. Belajar aja yang bener, bales lah jasa orang tua kalian...

No comments: