Sunday, July 7, 2013

see you when I see you, part 2

Seperti yang gue ceritakan dalam beberapa post sebelum ini, gue sedang menjalani tahap OJT di kantor XXXX (seperti biasa, sok disensor). Dan awal Juli ini tahap OJT gue udah selesai. Tamat. End. Fin. Gue dan teman-teman gue setelah disebar ke berbagai daerah, dikumpulkan di Jakarta untuk diumumkan dimana kita ditempatkan. Awalnya sih penempatan akan diumumkan hari Senin, tetiba diundur jadi Rabu, daaan akhirnya baru diumumkan Jumat. Jumat pengumuman, dan Senin untuk yang ditempatkan di daerah harus langsung berangkat. Yahh..

Sebelumnya senior-senior gue pernah bilang, di tiap pengumuman penempatan pasti akan ada drama. Pasti akan ada yang senang, ada yang nrimo, sampai ada yang sedih. Dan bener kejadian doong. Saat pengumuman dibacakan, reaksi kita mulai dari yang senang, bingung (termasuk gue), sedih, stres, speechless, macam-macam reaksi jadi satu. Di sini gue ngga akan cerita tentang apa yang gue rasakan, gue juga ngga akan cerita gimana kronologis di hari pengumuman. Gue udah cukup merasa pelik di hari itu, sampai gue sadar bahwa kepelikan gue ngga ada apa-apanya, sama sekali ngga ada apa-apanya, dibandingkan dengan perasaan kehilangan yang gue rasakan.

Gue dari awal udah tau kalau gue akan berpisah dengan teman-teman gue, gue tau lah risiko kerja yang bisa ditempatkan di seluruh wilayah di Indonesia. Tapi baru setelah pengumuman itu gue merasa "oke ini bukan pisah 6 bulan, ini untuk paling ngga selama 2-3 tahun. kenapa yang asik-asik semua yang pergi. kenapa gue jadi merasa ditinggal. kapan gue ketemu mereka lagi". And I was sad, really sad, seeing my friends cried. Gue mau bantu juga bisa apa, I'm not good at comforting people. Even I'm not good at saying goodbye..

Dan puncaknya adalah yang begitu acara nikahan temen gue hari ini selesai, waktu satu per satu teman-teman gue yang akan merantau pamit pulang. Tahu kan perasaan seperti ada bagian dari diri lo yang tiba-tiba hilang? Gue cuma bisa lihat mereka pergi dan mikir "there he/she goes". Gue ngerasa ngga punya waktu untuk farewell, atau sekedar ngobrol ikrib terakhir, atau minimal minta maaf karena banyak salah (mumpung mau puasa juga sih, hehe). So many things are left unspoken. Tapi lagi-lagi, gue bisa apa? Kalau pun ada waktu, pada akhirnya toh akan berpisah juga. Dan gue rasa, tanpa gue omongkan, mereka (mungkin) udah tahu apa yang akan gue bilang: that I treasure them, each one of them, even for them whom I appear to have the slightest interest on, even for them whom I complained about the most..

Good luck for you. Good luck for us. See you when I see you!

1 comment: