Bukan, ini bukan postingan tentang K-drama berjudul sama. Jadi perusahaan tempat kami kerja (atau perusahaan dimana gue dulu bekerja) mengadakan acara, katakanlah Annual Conference, bertempat di Bali. Gue dan temen-temen gue, selaku asisten-asisten manager yang baru join beberapa bulan seneng dong, karena menurut otak kita yang dangkal ini, acara kantor di Bali = liburan. Acara kantor ini tanggal Senin-Rabu 14-16 Maret, so kita memutuskan untuk datang lebih awal dari hari Sabtu tanggal 12.
Jadilah sebulan sebelum hari-H kita ribut via email kantor membahas hal mahapenting: extend yuk!! nanti di Bali jalan-jalan kemana? nginep dimana? yang murah dong ah! (note: bekerja di perusahaan multinasional tidak menjamin tingkat ke-kere-an anda). Untunglah, tiket pesawat masih dibayarin kantor, jadi kita tinggal bayar akomodasi selama tanggal 12-13 aja. Temen gue Asep pun didaulat sebagai EO, sekaligus ketua panitia, sekaligus seksi sibuk, sekaligus tukang nagihin duit, sekaligus reminder: H-7 hari kita di Bali! H-26 jam kita di Bali!
Oke, let's skip the pre-event. Tanggal 12 Maret, kita semua berangkat naik pesawat pagi. Sampai di Bali, hujan. Is it just my feeling, or Bali is being unfriendly to us? Ngga apa, siapa tahu nanti hujan reda pas jalan-jalan. Jadi kita taruh tas dulu di hotel di somewhere at Legian, lanjut makan siang, baru cabs ke Bedugul. Sepanjang jalan juga hujan, HUJAN pake kapital. Derasnya menggila. Untung, sesampainya di Bedugul, hujan reda.
apa pentingnya foto di bandara? sbg bukti kamu sudah tiba di Bali. PENTING!! |
keeksotisan yang sempurna. gue maksudnya. |
see? labil kan?? |
Dari Tanah Lot, kita cabs ke Batur buat makan siang. Yasalaaaam jauhnyooo Batur, ada kali 3 jam di jalan. Jadi ada restoran di Batur sana, dimana kita bisa menikmati view danau dan gunung sekaligus. Oke gue akui, the view was breathtaking. Tapi kualitas makanan dan harga, sangat tidak bersahabat dengan kantong kita para asisten kere ini... Tampaknya ada korelasi antara harga makanan dengan view di sekitar tempat makan. Yaudalah yaa, sekali-sekali buang duit buat liburan ini.
keren loh danaunya. |
para bidadari turun dari kahyangan |
akan menjadi foto prewedding jika dilakukan dengan orang yg tepat |
perhatikan pemandangannya, jangan lihat orangnya |
Thus concludes the end of day 2.Hari ketiga ada sedikit dilema. Ada yang ingin rafting, dan ada yang ingin ke Benoa. Jadinya kita ke Benoa dengan alasan: kesiangan kalau rafting,dan Benoa lebih dekat ke hotel yang disediakan kantor buat menginap.
Eit, sebelum sampai Benoa, foto-foto dulu dong di patung kuda..
Sampailah kita di Benoa. Berikut percakapan gue dan mas-mas guide:
Gue: kalau ga bsia berenang, bisa snorkeling atau diving ga?
Mas: kalau diving ngga harus bisa, kalau snorkeling harus bisa berenang
Gue: (menatap harga snorkeling dan diving yang cukup jauh) lah, kan snorkeling pake pelampung?
Mas: yah minimal tau cara maju mundur
Gue: (sekali lagi menatap perbedaan harga) tinggal kepak-kepak aja kan? pokoknya saya mau snorkeling!
Jadi, karena kepelitan gue mengeluarkan duit lebih, gue pun snorkeling. Dan juga karena kepelitan gue beli celana pendek, gue snorkeling pake celana jeans (ini namanya pinter: udah tau main di pantai tapi ga bawa celana pendek). Dan tau tidak, snorkeling was such a fun. FUN with uppercase. What a beautiful world under the sea :)
putra putri laut *hoek* |
Setelah snorkeling, gue dan Bobby memutuskan untuk mencoba main flying fish. BTW kenal Bobby? Ngga? Kenalkan Bobby, partner saya merajut masa depan. Bukan, bukan masa depan yang seperti anda bayangkan. Ah nantilah gue cerita di postingan lain. Yauds lanjut, jadi gue sama dia memutuskan utk mencoba flying fish. Tahu kan flying fish? Mirip parasailing, cuma kita gelantungan di pelampung/perahu karet raksasa, bukan di parasut. And I tell you, flying fish asik. Sumpah, asik. Cuma mahal. Tapi asik. Ah, kenapa yang asik selalu mahal...
Yasudah, puas dari Benoa kita cabut ke hotel yang udah disediakan kantor, di Novotel Nusa Dua. Ngga perlu lah yaa gue cerita apa aja yang kantor gue lakuin, cukup dengan nunjukin beberapa foto aja:
Daaan, Rabu sore tanggal 16, gue pulang bersama yang lain. Pulang membawa setumpuk oleh-oleh, satu memory card kamera yang hampir penuh, satu koper yang tiba-tiba berukuran dua kali dibandingkan waktu berangkat, satu badan pegel-pegel, dan sejuta kenangan (cih). I almost cry when my plane was taking off, seeing Bali was getting farther and father. It's not that I love Bali (ok I love Bali, but not that love that can make me cry). But I hate "my holiday is over" feeling. Seems it will take long to my next trip again...
dinner di tempat dgn view sunset WOW entah dimana |
masih waktu dinner di tempat dgn view sunset WOW entah dimana. eh halo mas arya! |
makan siang di restoran eksotis di Ubud dan nonton tari barong. eh itu Bobby lagi. halo Bobby... |
Daaan, Rabu sore tanggal 16, gue pulang bersama yang lain. Pulang membawa setumpuk oleh-oleh, satu memory card kamera yang hampir penuh, satu koper yang tiba-tiba berukuran dua kali dibandingkan waktu berangkat, satu badan pegel-pegel, dan sejuta kenangan (cih). I almost cry when my plane was taking off, seeing Bali was getting farther and father. It's not that I love Bali (ok I love Bali, but not that love that can make me cry). But I hate "my holiday is over" feeling. Seems it will take long to my next trip again...
No comments:
Post a Comment