Saturday, January 9, 2010

Bukan Sinetron

Sebut saja ia Mumu (bukan nama sebenarnya). Di usianya yang ke-21 tahun, Mumu telah mengalami cobaan berat dari teman-temannya. Namun Mumu tetap tegar dan tabah menjalani hidup. Bagaimana cara Mumu melewati semua itu? Apakah yang dilakukan teman-teman Mumu kepadanya? Mengapa Mumu mampu mempopulerkan bahasa baru di kampus? Mari kita simak dalam bukan sinetron...

Mumu hijrah dari Jakarta ke Bandung untuk menempuh pendidikan pada usia 18 tahun. Di usia yang tengah mekar-mekarnya itu, ia harus hidup sendirian tanpa ditemani keluarga. Mumu pun menyewa kamar kos di bilangan Cisitu, tempat dimana ia tinggal selama 4 tahun.

Penderitaan Mumu di Bandung dimulai ketika ia masuk kuliah. Salah seorang temannya yang bernama Cici (bukan nama sebenarnya), yang telah bersama dari SMA, meneruskan kebiasaan untuk sering mengejek Mumu. Berikut ini kesaksian eksklusif yang kami peroleh dari Cici. Untuk keamanan, suara dan wajah kami samarkan.


wartawan: sejak kapan kenal Mumu?
Cici: sejak kelas 2 SMA
wartawan: kenapa kok kamu suka menghina Mumu?
Cici: abis Mumu unik, berkarakter, beda dari yang lain, dan kadang-kadang emang dia yang minta diejek

Kami pun menelusuri masa lalu Mumu. Ternyata pada masa SMA, di saat kelas sedang tenang dan sepi, Mumu tiba-tiba berkata "eh gue kan awtis bawu". Ternyata yang Mumu maksud adalah "artis baru". Selain itu, istilah Mumu yang populer adalah "pawah lu, pawah". Sejak itulah nama Mumu meroket sebagai tempat ejekan.

Di lab pun, Cici masih meneruskan ejekannya pada Mumu, yang ternyata menular ke teman-temannya. Kami mencoba mewawancarai Fath (bukan nama sebenarnya), suara dan wajah kami samarkan.


wartawan: bagaimana kesan kamu tentang Mumu?
Fath: pribadi yang menarik
wartawan: ada pengalaman bersama Mumu?
Fath: ada, waktu itu kami *piiiiip*, setelah itu *piiiip*, untung aja kami tidak kepergok *piip*
wartawan: apa ejekan yang sering anda lontarkan ke Mumu?
Fath: opow.. tapi tiap saya ngomong sama dia, huruf R sengaja saya ubah jadi W

Tidak hanya Fath, tapi teman-temannya yang lain sering mengejek Mumu. Dari penelusuran yang kami lakukan, karena mereka gemas dengan sikap Mumu. Mumu sering sekali mengejek dan menertawakan orang lain, bahkan terkadang bersikap opor, selain itu pembawaan Mumu berbeda dari yang lain. Hal ini terungkap dari penelusuran kami ke Septine (bukan nama sebenarnya):


wartawan: apa yang diingat dari Mumu?
Septine: gaya jalannya itu loh, selalu hectic dan terburu-buru. terus napasnya juga selalu ngos-ngosan. aura ruangan langsung berubah jadi hectic kalo dia masuk. dan kemunculannya seakan-akan selalu diiringi lagu sexyback

Selain itu, banyak keluhan dari teman-teman perempuannya saat mereka menumpang motor Mumu. Berikut ini kesaksian lanjutan dari Cici:
"saya waktu itu nebeng ke kampus. saya disurung memangku tasnya yang sangat berat, dia juga tak pernah berhati-hati jika melewati lubang jalanan, terkadang rem mendadak. tapi yang paling parah, waktu kami sampai di pertigaan dekat kampus yang dijaga polisi, saya disuruh turun. memang saya tak dikasi helm sama Mumu. saya pun turun, berjalan sebentar, berharap Mumu masih menunggu setelah belokan. tapii, tapi... (menangis dan terdiam untuk sesaat) ia meninggalkan saya. saya melihat motornya melaju kencang ke kampus, dan saya ditinggal di jalan"

Namun di balik senyumnya saat diejek, Mumu ternyata menyimpan lara. Berikut jeritan hati Mumu yang terungkap saat kumpul lab (suara kami samarkan):
"gue sih ga kebewatan diejek, udah biasa, jadi gue biasa-biasa aja. cuma gue males kalo gue lagi bosen tewus tetep diejek. jadi liat-liat mood gue dulu aja"

Ahh Mumu, betapa mulia hatinya. Ternyata ketabahannya terletak pada dirinya yang telah terbiasa diejek. Namun, Mumu menyimpan beberapa sisi positif, seperti mampu menceriakan suasana, memberi energi positif pada teman-temannya. Semoga kita bisa menarik pelajaran dari kisah Mumu. Terima kasih atas perhatian anda, dan sampai jumpa di Bukan Sinetron selanjutnya.

6 comments:

Asa Vania Rahayu said...

kocak bet Ci.. hihi..

metha said...

gagagaggagagagagagaga
pawah ni cici
suami sendiri..hahahahaha
*ampuun ciii

Anonymous said...

Me want more!! Me want more!! Hahahahhahahaha~ xD

Unknown said...

Wkwwkkwkwww
Ini toh yg pke foto n nama gw??

Like thiiiiis!! *jempol*

Anonymous said...

eh numpang comment ya,,,gw gak lo siapa,,gw juga gak kenal yang namanya mumu,,cuman tau sekedar tau muka,,,gann,,,gak bagus gann ngomongn orang kejelekannya..kayak yang nulis blog ini udah sempurna,,,ngaca gannnn...gak etis gannn..please n offense yaaaa...lo cewek,,,nih blog buat umum gann,,kalo mau ngomomgin orang di infotainment ajahhh,,,,(gimana ya kalo kekurangan lo gw tulis di blog gw hahaa..gak pengen kan lo,,,

Anonymous said...

maaf ya,,aku baca blog kamu...karn kamu udah nge publish tulisan di FB ini jadi kebaca ama aku...mungkin kamu ngebuat tulisan ini,,ngerasa kamu telah menuliskan sesuatu yang bagus yang bisa mendapatkan banyak komentar sehingga kamu lebih dikenal,,,saya kakak nya mumu,mumu gak tau soal ini,please ya,jangan buat tulisan ini lagi,mumu itu adik yang hebat menurut saya,saya gak kenal sama kamu,tapi secara ETIKA gak baik nona ngomongin orang kayak gitu,kamu kan pintar.lulusan SMU 8 yang pastiny bisa berfikir secara dewasa.kamu publish di FB otomatis semua orang ngebaca itu nona.termasuk keluarga besar rifki..tolong ya nona.jaga sikap dan perilaku. saya tau kamu yang sering numpang motor mumu.kamu sering numpang sama dia.tolong cara terima kasih nya bukan seperti ini.sekali lagi tolong manner nya.terima kasih.kalo kamu masih punya rasa..