Friday, June 17, 2011

what happened in Bali

Bukan, ini bukan postingan tentang K-drama berjudul sama. Jadi perusahaan tempat kami kerja (atau perusahaan dimana gue dulu bekerja) mengadakan acara, katakanlah Annual Conference, bertempat di Bali. Gue dan temen-temen gue, selaku asisten-asisten manager yang baru join beberapa bulan seneng dong, karena menurut otak kita yang dangkal ini, acara kantor di Bali = liburan. Acara kantor ini tanggal Senin-Rabu 14-16 Maret, so kita memutuskan untuk datang lebih awal dari hari Sabtu tanggal 12.

Jadilah sebulan sebelum hari-H kita ribut via email kantor membahas hal mahapenting: extend yuk!! nanti di Bali jalan-jalan kemana? nginep dimana? yang murah dong ah! (note: bekerja di perusahaan multinasional tidak menjamin tingkat ke-kere-an anda). Untunglah, tiket pesawat masih dibayarin kantor, jadi kita tinggal bayar akomodasi selama tanggal 12-13 aja. Temen gue Asep pun didaulat sebagai EO, sekaligus ketua panitia, sekaligus seksi sibuk, sekaligus tukang nagihin duit, sekaligus reminder: H-7 hari kita di Bali! H-26 jam kita di Bali!

Oke, let's skip the pre-event. Tanggal 12 Maret, kita semua berangkat naik pesawat pagi. Sampai di Bali, hujan. Is it just my feeling, or Bali is being unfriendly to us? Ngga apa, siapa tahu nanti  hujan reda pas jalan-jalan. Jadi kita taruh tas dulu di hotel di somewhere at Legian, lanjut makan siang, baru cabs ke Bedugul. Sepanjang jalan juga hujan, HUJAN pake kapital. Derasnya menggila. Untung, sesampainya di Bedugul, hujan reda.
apa pentingnya foto di bandara? sbg bukti kamu sudah tiba di Bali. PENTING!!
keeksotisan yang sempurna. gue maksudnya.
Ngga percuma juga jauh-jauh ke Bedugul. Meski kondisi mendung jaya, tapi danau ini tetap eksotis, disertai pura di tengah danau dan latar gunung berkabut. See, exotic, rite? Sayang ngga berapa lama kita di sana, hujan turun lagi. Kita pun cabs, ke Kebun Raya entah-apa-namanya. Di sana kita cuma muter-muter dengan mobil, karena di luar masih hujan. HUJAN masih pake kapital, alias deras ngga ketulungan. Dem. Jadi ngapain dong di kebun raya? Entahlah. gue juga bingung.. Jadi kita pun pulang ke Denpasar,  nyari makan mala. Niat makan di Jimbaran pun batal karena hujan. Dem lagi. Jadilah kita makan di bebek betutu, dilanjutkan dengan foto labil yang harus selalu dilakukan di Bali:
see? labil kan??
Thus concludes the end of day 1. Besok pagi hari Minggu, kami semua cabs ke Tanah Lot. Oke gue akui, ini tempat emang eksotis. Parah eksotisnya. 
eksotis pemandangannya, eksotis obyek fotonya *tetep*
Dari Tanah Lot, kita cabs ke Batur buat makan siang. Yasalaaaam jauhnyooo Batur, ada kali 3 jam di jalan. Jadi ada restoran di Batur sana, dimana kita bisa menikmati view danau dan gunung sekaligus. Oke gue akui, the view was breathtaking. Tapi kualitas makanan dan harga, sangat tidak bersahabat dengan kantong kita para asisten kere ini... Tampaknya ada korelasi antara harga makanan dengan view di sekitar tempat makan. Yaudalah yaa, sekali-sekali buang duit buat liburan ini.
keren loh danaunya.
Abis makan, kita cabs ke Tirta Empul. Jadi ada pura, dimana ada kepercayaan kalau kita minum/makai/entahlah-gue-lupa-ngapain air yang diberikan disana, permohonan kita akan terkabul. Gue dan temen-temen gue sih ngga nyoba. Kita cuma muter-muter dan berfoto:
para bidadari turun dari kahyangan
Dari Tirta Empul, kita cabut ke pura Gunung Kawi. Meeen, ini beneran lah puncak ke-eksotisan Bali! Walaupun lokasinya tersembunyi, dan harus menuruni banyak anak tangga, tapi pemandangannya beneran eksotis. Ada ukiran pura di tebing! Banyak lagi! Kurang eksotis apa coba?? But I should warn you, tadi gue udah nulis untuk menuju lokasi kita harus menuruni banyak anak tangga. Nah, berarti pulangnya, kita harus menaiki banyak anak tangga. Tidak direkomendasikan untuk orang-orang lemah malas berjalan dan enggan berkeringat macam gue.
akan menjadi foto prewedding jika dilakukan dengan orang yg tepat
So, sepulangnya dari Kawi, hari udah menjelang sore. Kita pun ke Sanur utk menikmati sunset. Err, ngga menikmati juga sih, toh Sanur menghadap ke timur. Yah yang penting judulnya ke pantai. 
perhatikan pemandangannya, jangan lihat orangnya
Dari Sanur, kita cabs ke salah satu restoran Jimbaran. Harganya mahal, beneran deh. Porsi dikit, ini juga beneran. Tapi gue akui, Jimbaran ini ibaratnya Dago Pakar versi pantai. Kita makan di pinggir pantai, ditemani ombak dan angin laut. Menyenangkan juga, kalau bagian "mahal dan porsi sedikit" dilupakan.

Thus concludes the end of day 2.Hari ketiga ada sedikit dilema. Ada yang ingin rafting, dan ada yang ingin ke Benoa. Jadinya kita ke Benoa dengan alasan: kesiangan kalau rafting,dan Benoa lebih dekat ke hotel yang disediakan kantor buat menginap.

Eit, sebelum sampai Benoa, foto-foto dulu dong di patung kuda..
apa bedanya foto di patung kuda di Bali dan di Jababeka?-__-
Sampailah kita di Benoa. Berikut percakapan gue dan mas-mas guide:
Gue: kalau ga bsia berenang, bisa snorkeling atau diving ga?
Mas: kalau diving ngga harus bisa, kalau snorkeling harus bisa berenang
Gue: (menatap harga snorkeling dan diving yang cukup jauh) lah, kan snorkeling pake pelampung?
Mas: yah minimal tau cara maju mundur
Gue: (sekali lagi menatap perbedaan harga) tinggal kepak-kepak aja kan? pokoknya saya mau snorkeling!

Jadi, karena kepelitan gue mengeluarkan duit lebih, gue pun snorkeling. Dan juga karena kepelitan gue beli celana pendek, gue snorkeling pake celana jeans (ini namanya pinter: udah tau main di pantai tapi ga bawa celana pendek). Dan tau tidak, snorkeling was such a fun. FUN with uppercase. What a beautiful world under the sea :)
putra putri laut *hoek*
Setelah snorkeling, gue dan Bobby memutuskan untuk mencoba main flying fish. BTW kenal Bobby? Ngga? Kenalkan Bobby, partner saya merajut masa depan. Bukan, bukan masa depan yang seperti anda bayangkan. Ah nantilah gue cerita di postingan lain. Yauds lanjut, jadi gue sama dia memutuskan utk mencoba flying fish. Tahu kan flying fish? Mirip parasailing, cuma kita gelantungan di pelampung/perahu karet raksasa, bukan di parasut. And I tell you, flying fish asik. Sumpah, asik. Cuma mahal. Tapi asik. Ah, kenapa yang asik selalu mahal...
putra putri laut berpose kembali *hoek lagi*
Yasudah, puas dari Benoa kita cabut ke hotel yang udah disediakan kantor, di Novotel Nusa Dua. Ngga perlu lah yaa gue cerita apa aja yang kantor gue lakuin, cukup dengan nunjukin beberapa foto aja:
dinner di tempat dgn view sunset WOW entah dimana


masih waktu dinner di tempat dgn view sunset WOW entah dimana. eh halo mas arya!
makan siang di restoran eksotis di Ubud dan nonton tari barong. eh itu Bobby lagi. halo Bobby...

Daaan, Rabu sore tanggal 16, gue pulang bersama yang lain. Pulang membawa setumpuk oleh-oleh, satu memory card kamera yang hampir penuh, satu koper yang tiba-tiba berukuran dua kali dibandingkan waktu berangkat, satu badan pegel-pegel, dan sejuta kenangan (cih). I almost cry when my plane was taking off, seeing Bali was getting farther and father. It's not that I love Bali (ok I love Bali, but not that love that can make me cry). But I hate "my holiday is over" feeling. Seems it will take long to my next trip again...